Kamis, 25 Agustus 2011

CERPEN


Diary Bilingual 1
            Pagi itu merupakan hari yang biasa bagiku. Ya mungkin karena tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu, namanya juga manusia biasa nda bisa meramal (kecuali kalau aku itu peramal!!) Sebenarnya hari itu kami yang pada waktu itu 7 Bilingual 1 tidak belajar. Mengapa? Ya itu yang jadi ceritanya.
            Bel sekolah baru saja berbunyi dan murid – murid masuk ke kelasnya, menunggu guru yang waktu itu masih baru bagi kami. Kami baru saja di terima sebagai siswa dan siswi atau aliasnya murid di SMP Negeri 2 Samarinda yang tersayang. Saat menunggu guru yang akan masuk hari itu, tiba – tiba terdapat pengumuman. “Semua ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris kelas, dan bendahara segera berkumpul di depan meja piket”.
            Begitu  pengumuman selesai di umumkan, ketua kelas kami yaitu Penta dan kawan – kawannya langsung menuju meja piket. Tidak lama kemudian, datanglah ke – empat manusia itu dengan tatapan senang dan bahagia. Kami pun bertanya “ Tadi ngapain di sana?”. Salah satu dari ke – empat manusia itu menjawab dengan mulut yang tersenyum bahagia “ kita di suruh pergi ke SMP 4”. Akhirnya jawaban dari muka bahagia mereka sudah terjawab, mereka tidak mengikuti pelajaran di hari itu.
            Ketika salah satu dari mereka menjawab pertanyaan kami, yang lain cepat – cepat mengemas barang mereka. Dan selesai menjawab pertanyaan kami, yang lain telah selesai mengemas barang mereka dan menunggu dirinya. Setelah semua selesai mengemas barang mereka, bergegaslah empat manusia bermuka bahagia itu keluar dari kelas kami.
            Setelah mereka keluar dengan wajah yang senang, kami kembali menunggu guru yang akan mengajar. Kami menunggu lama sekali, sampai akhirnya kami pun bermain ria di dalam kelas. Berteriak – riakan, mengobrol, tertawa hingga ada pun yang bermain bola di luar kelas. Tidak ada satu pun guru yang menegur. Jangankan menegur, Guru yang lewat saja tidak ada.
Sedangkan saya sendiri mengobrol dengan ketiga teman baru saya di sekolah yang baru. Yaitu, Eliza Nurhidayati atau biasa di kenal dengan panggilan Eliza. Anaknya baik tapi agak sensitif. Walaupun ia sensitif, ia juga terkenal dengan sikap pelawaknya. Ia juga mempunyai sifat yang seperti paling dewasa dari kami berempat. Terkadang ia bisa juga curhat kepada kami tentang masalahnya di rumah. Yang kedua adalah Ismi Masyithah, kami memanggilnya Ismi. Yang satu ini agak berbeda dengan orang kebanyakan, orang ini sangat pendiam. Adapun saya pertama kali mengenalnya, saya menanyakan namanya, ia pun menjawab dengan suara yang kecil “Ismi”. Saya yang sok langsung mengatakan “oh yang Ismi Ajeng itu kah?” Padahal saya sendiri juga tidak tahu siapa itu Ismi Ajeng. Ia membalas dengan volume suara yang sama kecilnya “Bukan, aku Ismi Masyithah”. Dan satu lagi yang saya tahu tentang anak ini, orangnya pintar banget berbeda banget sama aku. Setiap harinya ia cuma belajar, belajar dan belajar. Saya hanya berpikir “nda stress apa ya ini anak??”. Dan yang ketiga adalah Syelynn Arifin. Karena wajahnya yang bisa di bilang agak tua kaya keriput – keriput gitu, kami memanggilnya dengan sebutan “NENEK”. Yang satu ini memang saya sudah kenal lama sebab kami sudah berteman dari kelas satu SD. Waktu kelas satu SD, saya pernah memegang matanya. Tidak lama kemudian, ia berangkat ke Singapura untuk operasi matanya. Waktu itu saya sangat takut. Saya mengira bahwa matanya di operasi karena saya memegang matanya. Ternyata, karena matanya kemasukan bulu mata. Dan tidak hanya di kelas satu kami bertemu. Waktu kelas dua SD, saya sudah berjanji dengan salah satu teman saya atau hubungan kami berdua bisa di bilang sahabat. Janji saya adalah “nanti waktu kelas dua kita duduk sebangku ya”. Sebenarnya saya sempat duduk sebangku dengan sahabat saya ini selama satu jam sebelum ia di pindahkan ke belakang dan di tukar oleh Syelynn. Syelynn yang waktu itu sudah memakai kacamata di suruh guru kami duduk di paling depan bersama saya agar ia dapat melihat papan tulis. Sebenarnya waktu itu saya tidak ada perasaan marah atau sebal sama sekali sama dia, cuma ingin bercerita tentang hubungan saya dengan Syelynn si nenek.
Kami berempat mengobrol sekedar untuk mengenal satu sama lain dan juga mencari teman yang baru di sekolah baru. Sedangkan yang bermain bola adalah bubuhan anak laki – laki. Bicara tentang bermain bola, ada peristiwa memalukan dari salah satu murid di kelas ini. Namanya Rizali Aulia Rahman atau biasa di panggil Zali. Waktu itu ia bermain bola bersama bubuhan laki – lakinya, tetapi ketika hendak menendang bola ia sempat terpeleset. Lalu bubuhan laki – lakinya langsung mengolok – ngoloknya. Misalnya Penta, ia langsung berkata dengan nada mengejek “Main bola nda pake kepleset” langsung bubuhan cowoknya tertawa. Saya pun yang waktu itu juga melihat peristiwa itu juga tertawa.
Yang lain yang sedang tertawa ria dengan sebangkunya tidak lain Aliya dan Dwi. Mereka berdua sepertinya memang sehati. Aliya Wardhani yang kerap di panggil Aw ini suka banget sama Michael Jackson waktu itu. Dwi Hening Primantari yang kami panggil Dwi ini juga sepertinya suka sama Michael Jackson pada waktu itu. Sehingga kebanyakan yang saya dengar ketika bertemu mereka hanya tentang Michael Jackson “The King of Pop” beserta lagu – lagunya.
Ributnya kelas itu sempat terhenti karena adanya tugas dari salah satu guru kami. Tetapi hal itu berlanjut kembali, karena kami mengerjakan tugas sambil mengobrol dan bertanya jawaban ke yang lain. Ada pun murid yang mengerjakan tugasnya di luar kelas. Misalnya, Ridha Herwidia Zaman atau aliasnya Ridha. Murid yang paling muda di kelas kami ini memang terkenal dengan karakternya yang cuek dan santai. Walaupun ia paling muda, ia paling tegas dalam menanggapi suatu persoalan.
            Yang lainnya misalnya Fahreza Gazali Rahim. Panggilannya Eza. Anak yang satu ini anak paling gokil di kelas kami. Mungkin dapat di bilang ia biang keroknya keributan. Sikapnya yang friendly itu membuat ia mudah cocok dengan yang lainnya. Tetapi ada kalanya ia di ejek juga. Ia paling sering di jodohkan dengan Clara. Clara, nama yang panggilan dan nama panjangnya sama yaitu “Clara”. Ia salah satu keturunan suku Batak. Saya mengejeknya dengan nama Clara Klin Klon. Soalnya nama facebooknya waktu itu adalah Clara Clinton. Banyak nama ejekan lainnya untuk Clara antara lain, item, kosong, imut atau aliasnya “item mutlak”.
Di tengah keributan dalam mengerjakan tugas, terjadi salah satu insiden yaitu April berkelahi dengan Bagus. Hal ini terjadi karena Bagus mengolok April hingga menangis. Mereka berkelahi di luar kelas kami. Setelah April menangis, si Bagus langsung masuk ke kelas dengan dahi yang mengerut dan duduk mengerjakan tugasnya kembali.
Banyak dari kami langsung menghibur April di luar kelas. Beberapa bubuhan cowok pun ikut menghiburnya salah satunya adalah Fuad. Bodohnya Fuad ini, membuat satu insiden lagi yang sekarang kami mengenalnya Peristiwa Pipa Bocor. Fuad dengan temannya yaitu Agus sedang memainkan kayu yang ada di tempat sampah. Mungkin karena mereka terlalu senang memainkan kayu, tidak sengaja kayu tersebut itu mengenai pipa air bersih yang terdapat di depan kelas kami. Langsunglah pipa tersebut pecah. Kami yang tadinya menghibur April malah ikut menambal pipa yang bocor tersebut.
Kami menambal dengan berbagai cara misalnya memakai kain yang tidak di pakai di kelas kami. Ada juga yang memakai botol. Tapi tidak ada satu pun yang berhasil. Lamanya kami menambal, juga malah kami yang kebasahan.
Tidak lama kemudian seseorang turun dari tangga di dekat kelas kami. Ternyata ia adalah Bapak Tony. Kami yang pertama menutup – nutupi insiden pipa bocor akhirnya menyerahkan diri kepada Bapak Tony. Lalu Pak Tony melihat pipa yang bocor itu. Ia hanya melihat sebentar dan berkata kepada kami untuk memanggil Pak Sapuan. Langsunglah beberapa laki – laki langsung kompak mencari seseorang yang sangat di perlukan waktu itu, Pak Sapuan.
Tidak lama kemudian, datanglah mereka dengan Pak Sapuan. Pak Sapuan yang datang waktu itu seperti penyelamat kami. Ia pun langsung menghampiri pipa yang bocor itu dan melihat – lihat sebentar dan berkata “Wah, ini harus di ganti. Nda bisa di tambal”. Mau tidak mau Fuad harus mengganti rugi atas apa yang telah ia lakukan. Ia hanya bisa terdiam dan takut di marahi oleh Pak Sapuan.
Sedangkan pertengkaran April dan Bagus belum selesai. Tiba – tiba datanglah seorang ibu – ibu yang ternyata adalah ibunya April. Ibu yang datangnya penuh dengan emosi itu membawa anaknya, April dan Bagus ke kantor kepala sekolah. Pergilah mereka ke kantor kepala sekolah. Kami tidak tahu apa yang terjadi di kantor itu.
Begitu perginya April dan Bagus ke kantor kepala sekolah, kami melanjutkan kembali tugas kami yang belum selesai – selesai juga. Kelas yang tadinya sempat sunyi karena kedua peristiwa itu kembali ramai seperti tidak terjadi apa – apa sebelumnya. Dan akhirnya beberapa dari kami telah selesai mengerjakan tugasnya.
Tidak lama kemudian, datanglah April dan Bagus tanpa sekata pun. Dari wajahnya Bagus yang agak cemberut sepertinya ia di marahi. Tapi dari kedua pihak kami mendapatkan jawaban bahwa mereka berdua sudah damai. Dan kelas pun kembali ramai. Kami yang tadinya ramai lama kelamaan juga menjadi bosan.
Kami yang jenuh hanya berpikir “Kapan bel pulangnya bunyi lah?”. Lama kami menunggu akhirnya Eliza memberitahukan kami salah satu permainannya. Permainan ini termasuk mainan yang mudah untuk kami dan juga permainan ini melatih konsentrasi anak. Mengapa permainan ini bisa melatih konsentarasi anak? Sebab jika anda kurang berkonsentrasi maka anda bisa terkena pukulan maut dari pemenang permainan ini. Apalagi kalau yang menang misalnya Eliza, Syelynn dan saya, siap – siap saja tangan anda bisa merah – merah pulang ke rumah.
Di tengah permainan kami, akhirnya bel pulang sekolah berbunyi juga di ikuti bunyi sorak anak – anak yang berteriak “Hore!!!” berulang – ulang. Cepat – cepat kami langsung mengemas semua peralatan belajar kami. Saat kami mengemas perlengkapan kami, datanglah ke empat manusia dengan senyum bahagia. Oo ternyata Penta dan kawan – kawan. Pulang dari SMP 4, wajah mereka tambah senang bercampur wajah lelah. Ternyata sepulang dari sana, mereka di beri uang sebesar Rp 75.000,00. “Pantas saja mereka senang” pikir kami. Lalu pulanglah kami tanpa mempedulikan ke-empat manusia bahagia itu. Tetap saja hari itu menjadi salah satu kenangan di kelas 7. (Putri Karina Kelas IX BL1)

Senin, 22 Agustus 2011

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia


PANDUAN MATERI UJIAN NASIONAL 2012

A. Penentuan Gagasan Utama
Gagasan utama atau ide pokok merupakan pernyataan yang menjadi inti pembahasan. Ide pokok terdapat pada kalimat pokok/utama dalam setiap paragraf. Letaknya biasanya terdapat pada awal atau akhir paragraf. Ada juga yang terletak di tengah paragraf bila paragraf tersebut termasuk paragraf deskripsi. Hal yang merupakan ciri kalimat pokok antara lain memiliki makna yang paling umum di antara kalimat-kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut.

     Banyak situs bersejarah di wilayah Kabupaten Sukabumi yang tidak terawat. Bahkan terdapat sejumlah situs purbakala yang telah hancur akibat penggalian harta karun dan ulah sebagian masyarakat. Padahal, benda purbakala tersebut memiliki nilai histories yang sangat tinggi. Situs-situs itu memiliki berbagai bentuk, nilai dari punden berundak, menhir, dan beberapa jenis bangunan lain yang menandai adanya masyarakat pada zaman batu.
   
     Ide Pokok : Kerusakan situs bersejarah dan purbakala di Sukabumi
B. Kritik
Kritik adalah kalimat pernyataan yang berisi penilaian terhadap sesuatu,  misalnya karya seni, bacaan, tingkah laku, atau teks berita.

C. Teks Berita
     Teks berita adalah jenis teks yang berisi informasi mengenai suatu hal. Misalnya
     berita tentang olah raga, kriminal, hukum, peristiwa alam, dan lain-lain.
    Struktur penyajian berita biasanya meliputi apa, siapa, di mana, kapan sesuatu itu diberitakan dan mengapa
     serta bagaimana  keadaan sesuatu itu.
 
     Hal ini biasa dikenal dengan bahasa asing 5 W + 1 H; what, who, where, when, why, dan how.
- Apa digunakan untuk menanyakan benda,
- Siapa digunakan untuk menanyakan orang,
- Di mana digunakan untuk menanyakan tempat,
- Kapan digunakan untuk menanyakan waktu,
- Mengapa digunakan untuk menanyakan apa yang dilakukan / terjadi pada subjek berita,
- Bagaimana digunakan untuk menanyakan keadaan / proses.

D. Penentuan Fakta dan Pendapat(opini)
Fakta merupakan pernyataan yang tak terbantah lagi kebenarannya. Kalimat yang berisi fakta merupakan kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, suasana yang benar-benar terjadi dan bersifat objektif. Ini berbeda dengan pendapat yang kemungkinan kebenarannya relatif karena dipengaruhi unsur pribadi yang bersifat subjektif. Dalam soal, pendapat/opini  memiliki ciri-ciri fisik yang biasanya ditandai kata-kata seperti: mungkin, bisa jadi, sangat, tidak mungkin, sebaiknya, dan lain-lain yang menunjuk kepada subjektivitas seseorang.

Contoh Kalimat Fakta:
a. Mendiknas meresmikan Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Jakarta  
    pada tanggal 15 Juni 2003.
b. Negara Indonesia terdiri atas pulau besar dan kecil.
Contoh Kalimat Pendapat:
a. Sebaiknya Anda menunggu sampai acara selesai.
b. Langit mendung mungkin sebentar lagi hujan deras.

E. Penentuan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan pernyataan berisi fakta, pendapat, alasan pendukung mengenai tanggapan terhadap suatu objek. Dapat dikatakan bahwa kesimpulan merupakan pendapat akhir dari suatu uraian berupa informasi. Dalam soal bahasa Indonesia, kesimpulan bisa berupa rangkaian kalimat-kalimat fakta yang diberi pendapat.

Contoh:
Pengguna jasa angkutan udara dan laut di Balikpapan, Kalimantan Timur menujuUjungpandang dan Surabaya pada musim liburan sekolah Juni-Juli 1996 mencapai puluhan ribu orang. Seluruh penerbangan dan pelayaran menuju Surabaya penuh dan pesanan tiket melonjak dari hari biasa.
Kesimpulan: Pesanan tiket jasa angkutan melonjak pada musim libur sekolah.

F.  Rangkuman / Ikhtisar
Rangkuman / ikhtisar merupakan intisari dari beberapa kalimat dalam paragraf atau intisari beberapa paragraf dalam teks bacaan, yang disusun bebas dalam suatu bentuk tulisan baru tanpa mengubah isinya.
Contoh:
Bapak dan Ibu Guru, jasamu cukup besar kepada kami. Kami tidak dapat membalas jasa Bapak/Ibu kepada kami. Kami hanya bisa mengucapkan terima kasih atas segala yang telah Bapak/Ibu berikan.
Kepada adik-adikku kelas satu dan dua, kakak yakin selama kita bergaul, banyak sekali kesalahan yang kakak buat. Dalam kesempatan yang baik ini, kakak mohon maaf dan kalau ada kesalahan adik-adik kepada kakak, kakak telah memaafkannya. Kakak berpesan kepada kalian, rajin-rajinlah belajar, dengarkan, dan laksanakan apa yang disampaikan Bapak dan Ibu Guru, serta manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan kalian memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari apa yang kami capai saat ini.
Rangkuman
Perwakilan siswa kelas tiga menyampaikan terima kasih kepada gurunya. Ia juga
berpesan kepada adik-adik kelasnya agar menjadi siswa yang baik dan meminta maaf atas kesalahan-kesalahannya.

G. Tajuk
     Tajuk adalah karangan pokok surat kabar yang berisi pandangan/opini atas suatu hal/peristiwa dari redaksi surat kabar tersebut. Peristiwa yang dimuat merupakan peristiwa yang sedang banyak diperbincangkan orang. Setiap surat mempunyai sudut pandang yang berbda.  Tajuk biasanya memuat fakta, tanggapan / pandangan,  tawaran solusi dan kesimpulan.

H. Tabel / grafik
      Tabel/grafik  adalah daftar berisi informasi data dalam bentuk kolom dan baris.
Penyimpulan isi tabel didasarkan data yang terdapat pada tabel / grafik tersebut. Judul tabel / grafik juga diperhatikan karena dapat memperjelas isi sebuah tabel / grafik.

I. Bagan
   Gambar denah yang menunjukkan tata hubungang berbagai posisi/bagian.
  
J. Denah  / peta
    Gambar yang menunjukkan letak kota, jalan,  dan sebagainya.

K. Unsur intrinsik puisi

     Puisi
Puisi dapat didefinisikan sebagai sejenis bahasa yang menyampaikan pesannya dengan lebih padat daripada pemakaian bahasa biasa. Bahasa biasa lazimnya dipakai untuk mengomunikasikan informasi atau dapat dikatakan sebagai bahasa praktis, sedangkan puisi sebagai suatu karya sastra yang dikomunikasikan bukan informasi melainkan cipta  sastra membawakan semacam rasa dan persepsi tentang kehidupan; memperluas dan mempertajam kontak-kontak kita dengan pengalaman. Untuk memenuhi kebutuhan batin dan agar hidup lebih bermakna, dengan kesadaran penuh ingin mengetahui pengalaman orang lain serta memahami lebih baik lagi pengalaman kita sendiri.
Puisi dibangun dengan unsur-unsur berikut ini

1. Tema; makna
Tema merupakan sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi penyair.
Untuk memahami tema sebuah puisi, kita hendaknya membaca puisi tersebut
berulang-ulang dengan memperhatikan dan menjelajahi makna kata yang
terkandung dalam puisi tersebut. Kita tidak cukup mendapatkan makna lugas yang
tersurat dalam puisi, tetapi juga memahami makna yang tersiratnya. Kedua makna
kata itu merupakan pintu masuk memahami makna utuh sebuah puisi.
Pengungkapan dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi disebut citraan.
Citraan perlu juga dipahami dalam rangka memaknai puisi secara menyeluruh. Ada
beberapa citraan yang digunakan para penyair berdasarkan pencerapan inderanya
terhadap objek.

     Berikut ini jenis citraan dan contohnya dalam puisi

a. citraan perasa
betapa dinginnya air sungai
Dinginya! Dinginnya!
b. citraan visual
Hai, anak!
Jangan bersandar pula di pohon
c. citraan gerak
di luar angin berputar-putar
si anak meraba punggung dan pantatnya
pukulan si bapak timbulkan sendam
d. citraan pendengaran
Sebuah bel kecil tergantung di jendela
Di bulan Juni
Berkeliling sepi

2. Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang dikandung dalam
puisi. Rasa merupakan dunia emosional yang terdapat dalam puisi. Hubungan
penyair terhadap permasalahan tercermin dalam suasana puisi. Sikap ini akan
menumbuhkan kesan tertentu antara lain haru, murung, ceria, heroik, putus asa.

3. Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi
pembaca : doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir
dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut.

4. Amanat; tujuan; maksud
Amanat adalah sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang
didambakan penyair.
Gambaran puisi tersebut merupakan penegasan tentang puisi modern atau puisi
bebas. Di samping itu kita juga mengenal pantun dan syair yang merupakan bentuk puisi lama. Puisi lama ini memiliki ciri-ciri keterikatan yang lebih tegas dan jelas.
Unsur pengikat tersebut didasarkan pada rima, irama, jumlah suku kata dalam satu
baris, dan jumlah baris dalam satu bait.
ciri-ciri pantun
- menggunakan rumus sajak ab, ab;
- baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatmerupakan isi.

Contoh pantun
Asam pauh dari seberang
dimuat orang dalam pedati
badan jauh di rantau orang
kalau sakit siapa mengobati

Contoh syair
Inilah cerita seorang manusia
yang selalu menanggung derita
tiada sesat pun bahagia
seolah hidup ini hanyalah sengsara
[…]

L. Menentukan Unsur Intrinsik Prosa
Prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh aturan seperti yang terdapat dalam). Jenis prosa yang populer adalah novel dan cerpen. Novel adalah karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Adapun cerpen hanya menceritakan cerita seorang atau beberapa orang tokoh dalam satu situasi dan suatu saat. Prosa dibangun oleh dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang yang membangun cerita(tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan tema), sedang unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa yang ikut mempengaruhi kehadiran karya tersebut (faktor social ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut masyarakat).

Unsur intrinsik

1.Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaaan citra tokoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh, dikenal tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada dalam setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak terlibat dengan tema cerita. Adapun tokoh bawahan adalah tokoh yang menjadi pelengkap dalam cerita.

2. Latar
    Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana, bagaimana, dan
kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu belangsung.
Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan latar sosial. Latar geografis adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian dalam cerita. Latar waktu adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah historis, sedangkan latar sosial adalah latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.

3. Alur
Alur adalah unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang diwujudkan oleh hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atau ketiganya.

4. Sudut Pandang
Sudut pandang dapat diartikan sebagai posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Ada empat tipe sudut pandang, yaitu: sudut pandang orang pertama sentral, sudut pandang orang pertama sebagai pembantu, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga terbatas.
Cerita dikategorikan menggunakan sudut pandang orang pertama sentral apabila dalam tokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita.  Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu adalah sudut pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain yang lebih penting.
Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembacanya. Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang menjadi tumpuan cerita.

5. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui
bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan.

6. Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan sebagai dasar dalam
menuliskan cerita.

7. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.

 Menentukan Unsur Intrinsik Drama

Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan
menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat lakuan dan dialog. Lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk dipertunjukkan di atas pentas.
1. Jenis Drama
Berdasarkan bentuk dramatisnya, ada drama tragedi dan komedi. Berdasarkan bentuk
sastra cakupannya, ada drama prosa dan drama puisi. Ditinjau dari kuantitas kata
cakapannya, dikenal drama mini kata, pantomim, dan drama kata. Berdasarkan
penonjolan unsur seninya, ada drama tablo, sendratari, dan opera, sedangkan berdasarkan media pementasannya, terdapat drama televisi, radio, drama pentas, drama baca.

2. Unsur-unsur dalam Drama
Unsur dalam Drama terdiri atas: tokoh, alur, latar, dan tema.

a. Tokoh
Tokoh dalam drama digolongkan dalam beberapa jenis.
Berdasarkan peranannya, terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Berdasarkan
fungsi tampilannya, dikenal tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Berdasarkan
pengungkapan wataknya, ada tokoh bulat dan tokoh datar.

b. Alur
Alur drama adalah rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang mempunyai
penekanan pada adanya hubungan sebab-akibat, yang berupa jalinan peristiwa.
Drama sebagai karya sastra lengkap, umumnya mengandung delapan tahapan alur.
Kedelapan tahapan alur itu yaitu: eksposisi atau pemaparan, rangsangan, konflik,
rumitan, klimaks, kritis, leraian, dan penyelesaian.
Untuk memahami drama, kita harus melihatnya secara keseluruhan, tidak bisa hanya
membaca sinopsisnya saja.

c. Latar
Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu,
ruang, serta suasana peristiwanya.
Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan
dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata suara.

1. Berikut ini yang merupakan pantun adalah ….
a. Aku lalai di pagi hari
Bila lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta
b. Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengasuh taruh di situ
Supaya perahumu itu melaju
c. Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
d. Mata air di dasar kolam
Kucari jawab teka-teki alam
Dikawan awan kian ke mari
Di situ juga jawabnya kucari

M. Buku Harian
      Buku harian merupakan buku pribadi atau catatan pribadi yang dipergunakan untuk menumpahkan/mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pengalaman berdasarkan kejadian sehar-hari yang ditulis oleh seseorang.

N. Surat

1. Pengertian Surat
Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Informasi yang disampaikan itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan, atau laporan. Hubungan yang terjadi antara pihak-pihak itu disebut surat-menyurat atau korespondensi. Dengan kata lain, surat-menyurat itu merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam komunikasi tertulis.
                    
2. Fungsi Surat
Selain sebagai sarana komunikasi, surat juga berfungsi sebagai:
a. alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan,
buah pikiranatau gagasan;
b. alat bukti tertulis, misalnya surat-surat yang diarsipkan;
c. alat untuk mengingat, misalnya surat-surat yang diarsipkan;
d. bukti historis, misalnya surat-surat yang bersejarah;
e. pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah.

3. Jenis Surat
Jika dilihat dari segi bentuk, isi, dan bahasanya, surat dapat digolongkan atas tiga jenis, yaitu (1) surat pribadi, (2) surat dinas, dan (3) surat niaga.

a. Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi. Surat-menyurat pribadi itu timbul dalam pergaulan hidup sehari-hari dan terjadi dalam komunikasi antara anak dan orang tua, antarkerabat, antarsejawat, dan antarteman. Untuk surat pribadi dapat digunakan kartu pos, warkat pos, atau surat bersampul.

b. Surat Dinas
Surat dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi tertulis yang menyangkut
kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi. Surat dinas merupakan salah satu alat
komunikasi kedinasan yang sangat penting dalam pengelolaan administrasi, seperti
penyampaian berita tertulis yang berisi pemberitahuan, penjelasan, permintaan,
pernyataan pendapat dari instansi kepada instansi lain dan dari instansi kepada
perseorangan atau sebaliknya.

c. Surat Niaga
Surat niaga adalah surat yang dipergunakan orang atau badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga, seperti perdagangan, perindustrian, dan usaha jasa (misalnya perusahaan angkutan, perusahaan bangunan, perusahaan asuransi, dan perbankan). Yang tergolong ke dalam jenis ini juga adalah koperasi dan perusahaan negara. Dalam dunia usaha dikenal bermacam-macam surat niaga, misalnya surat penawaran, surat pesanan, surat pembayaran, surat penagihan, surat pengiriman barang, surat pengaduan, dan surat proposi penjualan. Surat niaga memegang peranan penting dalam dunia usaha karena sebagian besar hubungan dengan pihak luar dilakukan melalui surat-menyurat. Oleh karena itu, surat niaga harus disusun dengan sebaikbaiknya, jelas dan menarik, serta perlu dikelola secara profesional oleh pegawai yang mempunyai keahlian dalam bidang surat-menyurat. Selain ketiga jenis surat seperti yang telah dikemukakan di atas, terdapat pula jenis surat yang lain, misalnya surat edaran, surat pengumuman, surat perjanjian, dan surat keputusan. Yang menjadi sasaran isi surat edaran dan surat pengumuman adalah sekelompok orang (misalnya para karyawan, para pejabat tertentu) dan masyarakat umum. Surat perjanjian kerja dan surat keputusan ditujukan kepada orang atau pihak tertentu untuk keperluan pegangan dan pelaksanaan kerja atau penggarapan suatu pekerjaan.

4.  Penulisan Bagian Surat Resmi

Bagian surat terdiri atas (1) kepala surat, (2) tanggal, (3) nomor, lampiran, dan hal atau perihal, (4) alamat tujuan, (5) salam pembuka, (6) isi surat, (7) salam penutup, (8) pengirim surat, (9) tembusan, dan (10) inisial.

4.1. Kepala Surat
Kepala surat yang lengkap terdiri atas (1) nama instansi, (2) alamat lengkap, (3) nomor telepon, (4) nomor kotak pos, (5) alamat kawat, dan (6) lambang atau logo.
Nama instansi ditulis dengan huruf kapital. Alamat instansi, termasuk di dalamnya
telepon, kotak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis dengan huruf awal kata kapital,
kecuali kata tugas. Nomor kode pos ditulis setelah nama kota tempat instansi itu berada.
Contoh:
Kepala surat dapat pula seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
Dalam penulisan kepala surat hendaklah diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Nama instansi jangan disingkat, misalnya Biro Diklat, Depdikbud, Badan Bimas,
tetapi Biro Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Badan Bimbingan Masyarakat.
2. Kata jalan jangan disingkat menjadi Jln. atau Jl, tetapi Jalan.
3. Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat, yaitu Telepon, bukan Tilpun atau
Telpun dan jangan pula disingkat menjadi Tlp., Tilp., atau Telp.
4. Kata kotak pos hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Kotak Pos dan jangan
disingkat K. Pos atau Kotpos. Demikian pula, jangan digunakan P.O. Box atau Post Office Box.
5. Kata alamat kawat hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Alamat Kawat dan jangan digunakan Cable Address

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun
Jakarta 13220 Kotak Pos 2625 Telepon 4896558, 4894564, 4894584
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
JALAN DAKSINAPATI BARAT IV, RAWAMANGUN
JAKARTA 13220 KOTAK POS 2625 TELEPON 4896558, 4894564, 4894584

6. Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa diantarai tanda titik dua (:),
sedangkan nomor-nomor yang mengikutinya tidak diberi titik pada setiap hitungan
tiga angka karena bukan merupakan suatu jumlah.
Contoh: - Telepon: 489.655.8
- Kotak Pos: 265.5
   Seharusnya:
- Telepon 4896558
- Kotak Pos 2655

4.2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis secara lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis
dengan huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat. Setelah angka tahun tidak diikuti tanda baca apa pun, seperti tanda titik, titik koma, titik dan garis hubung. Selain itu, perlu diperhatikan hal berikut.
1) Nama bulan jangan ditulis dengan angka, tetapi dengan huruf. Nama bulan yang
ditulis dengan huruf tidak boleh disingkat, misalnya Januari, Februari, Agustus, atau November, bukan Jan., Feb., Agt., atau Nov.
2) Nama bulan hendaklah ditulis dengan cermat, misalnya Februari, November, bukan Pebruari, Nopember.
Contoh penulisan tanggal surat:
Nomor, Lampiran, dan Hal
Kata nomor, lampiran, dan hal ditulis dengan diawali huruf kapital, Nomor, Lampiran, dan Hal dengan diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga kata itu.
Penulisan kata Nomor dan Lampiran yang dapat disingkat menjadi No. dan Lamp. Harus taat asas. Jika kata nomor ditulis lengkap, kata lampiran pun ditulis lengkap. Jika kata nomor disingkat menjadi No., kata lampiran juga harus disingkat menjadi Lamp. Kata Nomor diikuti oleh nomor berdasarkan nomor urut surat dengan kode yang berlaku pada instansi pengiriman surat. Nomor surat dan kode yang dibatasi garis miring ditulis rapat tanpa spasi dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda hubung.
Penulisan nomor dan kode surat yang benar:
- Nomor: 110/U/PPHPBI/2003
- No.: 110/U/PPHPBI/2003
KEPALA SURAT
22 Maret 2003
Penulisan nomor dan kode surat tidak harus dibatasi garis miring, tetapi dapat pula
dibatasi tanda titik atau tanda hubung. Demikian pula, isi kode surat tidak harus dengan huruf, tetapi dapat pula dengan angka. Misalnya:
- Nomor: 10.10.3.03.90 atau
- Nomor: 10-10-3-03-90
Kata Lampiran ditulis di bawah nomor jika ada yang dilampirkan pada surat. Jika tidak ada yang dilampirkan, kata Lampiran tidak perlu ditulis.
Kata Lampiran atau Lamp. diikuti tanda titik dua disertai jumlah barang yang
dilampirkan. Jumlah barang ditulis dengan huruf, tidak dengan angka dan tidak diakhiri dengan tanda baca lain. Pada awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Contoh penulisan lampiran yang dianjurkan:
- Lampiran: Satu berkas
- Lamp.: Satu berkas
Kata Hal diikuti tanda titik dua disertai pokok surat yang diawali dengan huruf kapital
tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda baca lain. Pokok surat hendaklah dapat menggambarkan pesan yang ada dalam isi surat.
Penulisan hal yang dianjurkan:
- Hal: Permohonan tenaga pengajar
- Hal: Penyeragaman bentuk surat

4.3. Alamat Surat
Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk yang pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat dan bentuk yang kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah bagian Hal atau sebelum salam pembuka.
Penulisan alamat surat di sebelah kiri atas itu lebih menguntungkan daripada di sebelah kanan atas karena kemungkinan pemenggalan tidak ada sehingga alamat yang panjang pun dapat dituliskan.
Untuk penulisan alamat surat perlu diperhatikan hal berikut.
1) Penulisan nama penerima harus cermat dan lengkap, sesuai dengan kebiasaan yang
dilakukan oleh yang bersangkutan (pemilik nama).
2) Nama diri penerima surat diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan
menggunakan huruf kapital seluruhnya.
3) Penulisan alamat penerima surat juga harus cermat dan lengkap serta informatif.
4) Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup dituliskan Yth. Dengan huruf awal huruf kapital disertai tanda titik singkatan itu. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. tidak diperlukan karena kata kepada berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan arah. Apalagi kalau diingat bahwa alamat pengirim tidak didahului kata dari yang berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan asal.
5) Kata sapaan seperti ibu, bapak, saudara digunakan pada alamat surat sebelum nama
penerima surat. Jika digunakan kata pada awal penerima, kata itu hendaknya ditulis penuh, yaitu Bapak, dengan huruf awal huruf kapital dan tanpa tanda titik atau tanda baca apa pun pada akhir kata itu. Kata saudara cukup ditulis Sdr. Dengan huruf awal huruf kapital dengan tanda titik pada akhir singkatan itu. Kata ibu hendaklah ditulis penuh Ibu dengan huruf awal huruf kapital tanpa tanda titik atau tanda baca apa pun pada akhir kata itu.
6) Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr. dr. Ir. atau Drs. atau memiliki pangkat, seperti kapten atau kolonel kata sapaan Ibu, Bapak, dan Sdr. tidak digunakan.
7) Jika yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak digunakan agar tidak
gelar, pangkat, atau jabatan.
8) Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis penuh, yaitu Jalan, dengan huruf awal huruf kapital tanpa tanda titik atau titik dua pada akhir kata itu. Nama jalan atau gang, nomor, RT, dan RW ditulis lengkap dengan huruf awal huruf kapital setiap unsur alamat. Nama kota atau wilayah perlu nama propinsi, tidak ditulis dengan huruf kapital semua, tetapi ditulis dengan huruf awal huruf kapital dan tidak digarisbawahi serta tidak diakhiri tanda baca apa pun, seperti tanda titik dan tanda hubung.
9) Nama alamat yang dituju hendaklah nama orang yang disertai nama jabatannya, atau nama jabatannya saja dan bukan nama instansinya.
Contoh penulisan alamat yang dianjurkan:
Yth. Bapak Sukoco
Kepala Biro Tata Usaha
Departemen A
Jalan Sarlitan Raya 17
Jakarta

4.4. Penulisan Salam
Dalam penulisan surat terdapat dua buah salam, yaitu (1) salam pembuka dan (2) salam penutup. Penulisan kedua bentuk salam itu merupakan awal dalam berkomunikasi antara penulis surat dan penerima surat.
Salam pembuka lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat
pembuka isi surat. Salam penutup lazim ditulis di sebelah kanan bawah.
Salam pembuka yang sangat lazim digunakan adalah ungkapan dengan hormat dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Huruf pertama kata dengan pada ungkapan salam itu ditulis dengan huruf kapital
(Dengan).
2) Huruf pertama kata hormat pada ungkapan salam itu ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital (hormat).
3) Pada akhir ungkapan salam pembuka itu dibubuhkan tanda koma, bukan tanda titik, tanda seru, atau titik dua. (Dengan hormat,).

Ungkapan lain yang digunakan sebagai salam pembuka adalah
- Salam sejahtera,
- Saudara …,
- Saudara … yang terhormat,
- Ibu … yang terhormat,
- Bapak … yang terhormat,
Di samping itu, terdapat salam pembuka yang bersifat khusus, seperti:
- Assalamualaikum W.W.,
- Salam Pramuka,
- Salam perjuangan,
- Merdeka,
Penulisan ungkapan salam pembuka yang tidak cermat adalah Dengan Hormat; Salam
Sejahtera; Saudara Tuti yang Terhormat.
Penulisan ungkapan salam pembuka yang cermat adalah
- Dengan hormat,
- Salam sejahtera,
- Saudara Tuti yang terhormat,
Salam penutup yang lazim digunakan adalah ungkapan hormat kami, hormat saya, salam takzim, dan wasalam dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Huruf pertama kata hormat, salam, dan wasalam ditulis dengan huruf kapital.
2) Pada akhir salam penutup dibubuhkan tanda koma, bukan tanda titik atau tanda baca lain, atau tanpa tanda apa-apa.
Penulisan ungkapan salam penutup yang cermat adalah
- Hormat saya,
- Hormat kami,
- Salam takzim,
- Wasalam,

4.5. Isi Surat
Secara garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan
paragraf pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian ketiga merupakan
paragraf penutup.
Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan diberitahukan. Paragraf pembuka
berisikan pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan, atau permintaan.
Contoh:
1) Kami ingin memberitahukan kepada Saudara bahwa ….
2) Salah satu kegiatan Proyek Penelitian adalah meneliti sastra lisan Sunda. Sehubungan dengan itu, ….
3) Pada tanggal 14 s.d.18 Juli 1990 kami akan mengadakan Penataran Kebahasaan I.
Tujuan penataran itu adalah sebagai berikut.
4) Himpunan Pembina Bahasa Indonesia akan menyelenggarakan Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia, pada tanggal 5 s.d. 6 November 1978, di Wisma Samudra, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta.
5) Dalam salah sebuah media massa terbitan Jakarta, kami telah membaca bahwa
rumput laut telah dibudidayakan. Sehubungan dengan itu, kami ingin mendapatkan
informasi tentang perbudidayaan rumput laut itu.
6) Di samping itu, paragraf pembuka berisi balasan (jawaban) seperti dalam contoh
berikut:
a) Pertanyaan Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 10 Januari 1986, No. 05/Diklat/1/I/ 1986 akan kami jawab sebagai berikut.
b) Surat Anda telah kami terima. Sehubungan dengan itu, kami ingin
memberitahukan hal berikut.
Dalam paragraf isi dikemukakan hal yang perlu disampaikan kepada penerima
surat. Namun, isi surat harus singkat, lugas, dan jelas.
Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu,
paragraf penutup dapat mengandung harapan penulis surat atau berisi ucapan
terima kasih kepada penerima surat.

Contoh paragraf penutup:
a) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
b) Atas perhatian dan kerja sama Saudara yang baik selama ini, kami ucapkan
terima kasih.
c) Besar harapan kami, Saudara dapat memanfaatkan sumbangan kami.
d) Mudah-mudahan jawaban kami dapat memuaskan Saudara.
Sesuai dengan permintaan Saudara dalam surat tanggal 4 Januari 1989,
No. 29/H/PU/1989, bersama ini kami kirimkan seberkas surat
perjanjian kerja.

4.6. Nama Pengirim
Nama pengirim surat ditulis di bawah tanda di bawah salam penutup. Tanda tangan
diperlukan sebagai keabsahan surat dinas. Dalam penulisan nama pengirim perlu
diperhatikan hal berikut.
1) Penulisan nama tidak perlu menggunakan huruf kapital seluruhnya, tetapi
menggunakan huruf awal huruf kapital pada setiap unsur nama.
2) Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak perlu diakhiri dengan tanda titik.
3) Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.
Contoh: Drs. Doni Susanto Kepala,
Kepala
Drs. Doni Susanto
NIP 130130130

4.7. Tembusan Surat
Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal huruf kapital (Tembusan) diletakkan di
sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar
dengan nama pengirim surat. Tulisan Tembusan diikuti tanda titik dua, tanpa
digarisbawahi. Bagian ini hanya dicantumkan jika surat itu memerlukan tembusan untuk beberapa instansi atau pihak lain yang ada hubungannya dengan surat yang bersangkutan. Ketentuan isi tembusan itu adalah sebagai berikut.
1) Jika pihak yang diberi tembusan itu lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai dengan jenjang jabatan pada instansi itu. Jika pihak yang diberi tembusan hanya satu, tidak diberi nomor.
2) Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama orang dan bukan
nama kantor atau instansi.
3) Dalam tembusan tidak perlu digunakan ungkapan Kepada Yth. atau Yth.
4) Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk perhatian, untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.
5) Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan Arsip atau Pertinggal karena setiap surat dinas itu harus memiliki arsip.

Contoh: Tembusan: Tembusan:
Kepala Bagian Perlengkapan 1. Direktur Pemilihan Bahan
2. Kepala Bagian Perlengkapan
3. Dra. Sabaindah

4.8. Inisial (Sandi)
Inisial (sandi) ditempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah tembusan
(kalau ada). Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik surat. Inisial berguna untuk keperluan selingkung surat untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat.
Contoh: - HA/SS
HA singkatan nama pengonsep: Hidayah Asmuni
SS singkatan nama pengetik: Sandi Susatio

O. Mencermati Pesan Ringkas (Memo)

Memo adalah kependekan dari memorandum yang berarti bentuk komunikasi yang berisi saran, arahan, atau penerangan. Isi memo bisa berupa perintah, pernyataan, pemberian informasi, dan lain-lain. Memo mirip dengan surat dinas yang lain, tetapi dibuat secara ringkas/singkat. Memo sering digunakan untuk pesan-pesan sementara. Untuk keperluan pribadi sehari-hari, memo biasanya ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana.
              
P. Penulisan Poster, Iklan Baris
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, poster adalah plakat yang dipasang di tempat umum (berupa pengumuman atau iklan) dengan gambar yang mencolok dan tulisan. Pemasangan poster biasanya di tempat umum (ditempelkan di dinding/di tembok atau di pinggir-pinggir jalan). Tujuan pemasangan poster agar sesuatu yang ada dalam poster itu dapat diketahui umum dan menjadikan masyarakat umum tertarik untuk membeli, memakai, atau mengikuti isi poster tersebut. Gambar dan tulisan-tulisan yang dipasang di tepi jalan atau di tempat-tempat umum seperti rumah sakit, pasar, kantor polisi, terminal, stasiun, atau di tempat lain disebut poster. Poster tersebut dapat berkaitan dengan iklan jasa, produk, atau iklan layanan masyarakat. Poster terdiri dari gambar dan kalimat poster. Dilihat dari isinya, terdapat beberapa jenis poster. Ada poster niaga, poster kegiatan, atau poster penerangan. Poster niaga bersifat menarik pembaca untuk membeli/menggunakan suatu barang/jasa. Poster penerangan bersifat mempengaruhi pembaca untuk melakukan/tidak melakukan suatu perilaku tertentu. Poster kegiatan bertujuan memberitahukan adanya suatu kegiatan dan mengajak pembaca mengikuti/berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Prinsip Penyusunan Poster
1. Kalimat dan gambar yang dipilih sesuai dengan tujuan penulisan poster.
2. Kalimat dalam poster bersifat mempengaruhi sehingga harus menggunakan kata yang menarik.
3. Kata-kata yang digunakan singkat dan padat agar orang lebih mudah mengingat dan mudah memahaminya dalam waktu yang singkat.
4. Agar dapat diketahui khalayak dengan cepat dan menarik, poster dilengkapi gambar. Gambar yang ada dalam poster harus sesuai dan mendukung kalimat dalam poster. Dengan adanya gambar, poster tidak menggunakan penjelasan yang banyak, karena gambar sudah dapat mewakili sebagian ide yang akan disampaikan.

Iklan
      Iklan merupakan bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik. Tujuan iklan biasanya untuk mempengaruhi khalayak. Sasarannya masyarakat luas yang jumlahnya tak dapat ditentukan.Iklan juga banyak digunakan untuk menyampaikan gagasan, produk, atau jasa.

 Iklan baris
 Iklan baris merupakan iklan mini/kecil yang berbentuk baris dan biasanya dimuat dalam surat kabar atau majalah.
Syarat  iklan baris
a. bahasanya komunikatif
b. kalimatnya singkat dan  jelas
c. langsung pada isi/ tujuan
d. boleh menyingkat sesuai dengan kelaziman iklan baris

Q. Slogan (himbauan)
Kalimat slogan adalah mengajak masyarakat untuk melakukan/tidak tindakan.
Kalimat slogan  ada yang bersifat langsung (dengan menggunakan kata harus, perlu, dilarang, jangan, hendaknya) dan ada yang bersifat tidak langsung (menunjukkan akibat baik/akibat buruk jika suatu tindakan dilakukan/tidak dilakukan. Langkah menyusun poster dan kalimat himbauan diringkas sebagai berikut.
1. Menentukan perilaku apa yang harus dilakukan/dihindari (misalnya: tidak mencari ikan dengan bahan peledak, harus menjaga keseimbangan sungai, harus menanami lahan gundul dengan pohon)
2. Menyusun kalimat larangan atau kalimat ajakan berkaitan dengan perilaku yang
harus/dihindari. Kalimat itu bisa bersifat langsung mengajak/menyuruh. Ada juga yang menyatakan secara tidak langsung dengan menonjolkan dampak jika tidak
dilakukan/dilakukan. Amati contoh berikut!

Perilaku yang ditanamkan Kalimat Himbauan Langsung
Kalimat Himbauan tidak Langsung
·   Tidak merokok di tempat tertentu
·   Jangan merokok di sini
·   Terima kasih Anda tidak merokok
·   Menyelamatkan trumbu karang di laut
·   Selamatkan trumbu karang sekarang!
·   Trumbu karang tumpuan masa mendatang

R. PETUNJUK
Petunjuk adalah wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan
sesuatu/penggunaan sesuatu. Petunjuk merupakan wacana eksposisi proses yang
menggunakan pilihan kata yang konkret (dengan ukuran, arah, batas yang jelas) dan struktur kalimat perintah. Urutan petunjuk harus jelas, logis, dan mudah diikuti.
Langkah penyusunan petunjuk:                
a. Menentukan barang/makanan yang akan dibuat/kegiatan yang dijelaskan.
b. Menentukan urutan pembuatan/urutan menggunakan secara garis besar.
c. Menentukan kata konkret sebagai batas, arah, atau ukuran yang memudahkan/
mengkonkretkan apa yang akan dijelaskan.
d. Mengembangkan kalimat perintah sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan.

S. Mencermati unsur-unsur karya tulis
Karya tulis merupakan bentuk tulisan yang menyajikan data-data yang dianalisis berdasarkan teori-teori tertentu. Beberapa contoh karya tulis yang berkembang di kalangan siswa adalah artikel dalam surat kabar dan laporan siswa tentang suatu penelitian sederhana. Untuk menulis karya tulis kita perlu banyak membaca sumber-sumber yang kita butuhkan.
Langkah berikutnya kita perlu membuat kerangka karya tulis. Berdasarkan kerangka itulah kita mengembangkan karya tulis.
Dalam sebuah karya tulis kita perlu memperhatikan ketepatan penggunaan ejaan, pilihan kata, logika, dan kepaduan paragraf. Hal tersebut perlu diperhatikan agar karya tulis tersebut memiliki komposisi yang baik. Komposisi yang baik akan memudahkan pembaca untuk memahami isinya.
Berikut ini contoh kasus yang lazim terdapat pada karya tulis
a. Para pengunjung berusaha menangkap uraian penjaga stan LVRI yang sudah tua itu. Pada kasus tersebut tampak adanya kesalahan penggunaan kata. Sebagai karya ilmiah, tulisan harus menggunakan kata-kata yang lugas. Penggunaan kata menangkap untuk objek uraian dapat mengaburkan konsep. Tulisan tersebut seharusnya ditulis: Para pengunjung berusaha memahami uraian penjaga stan LVRI yang sudah tua itu.
b. Sebab pertempuran berhenti, hujan turun dengan deras di bukit itu.
Masalah tersebut terjadi kesalahan penalaran. Dalam hubungan sebab akibat ada hal yang sudah harus menjadi kodrat harus menjadi penyebab, ada pula yang harus menjadi akibat.
Untuk pertempuran dan hujan, hanya hujan yang dapat menghentikan pertempuran bukan sebaliknya pertempuran menyebabkan hujan.
Perbaikan kalimat tersebut seperti berikut ini.
Pertempuran berhenti sebab hujan turun dengan deras di bukit itu.

 Mencermati sistematika penulisan karya tulis
Secara garis besar, sistematika karya tulis mencakup pendahuluan, isi, dan penutup.
Sistematika semacam ini dapat dikembangkan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menguraikan permasalahan yang melatarbelakangi dipilihnya permasalahan tertentu.
2. Rumusan Masalah
Bagian ini menguraikan permasalahan yang berkenaan dengan penelitian yang
dilaksanakan.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan menguraikan maksud penulisan tersebut. Hendaknya diuraikan secara singkat.
4. Metode Penulisan
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya.
5. Kegunaan Penulisan
Pada bagian ini diuraikan kegunaan penulisan bagi pihak-pihak terkait.
6. Sistematika Penulisan
Bagian ini menguraikan sistematika/urutan laporan yang akan dibuat.
Bab II Pembahasan
Pada bagian ini dibahas hasil laporan penelitian yang telah dilakukan.
Bab III Penutup
Pada bagian ini diuraikan kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Bagian ini mencantumkan sumber-sumber yang digunakan sebagai acuan penulisan.
Cara menuliskan daftar pustaka dari buku sumber dan urutannya
1. Nama pengarang (jika nama pengarang terdiri atas dua kata, kata kedua harus
didahulukan diikuti tanda koma dan pada akhir kata terakhir diikuti tanda titik).
2. Tahun terbit buku (setelah tahun terbit diikuti tanda titik)
3. Judul buku (judul buku digarisbawahi atau dicetak miring; setelah judul buku diberi tanda titik).
4. Kota terbit (setelah kota terbit diikuti tanda titik dua )
5. Nama penerbit buku (setelah nama penerbit diikuti tanda titik).
Sebuah karya tulis yang lengkap terdapat halaman judul, halaman persetujuan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan mungkin daftar tabel.

1. Buku yang berjudul Mencari Kedamaian ditulis oleh Kissumi Dwiyananingsih pada tahun 1997. Diterbitkan oleh penerbit Bina Rena Pariwara di Jakarta.
Penulisan Daftar Pustaka yang tepat untuk buku tersebut adalah …
a. Dwiyananingsih, Kissumi. Mencari Kedamaian, 1997. Jakarta: Bina Rena Pariwara.
b. Dwiyananingsih, Kissumi. 1997. Mencari Kedamaian. Jakarta: Bina Rena Pariwara.
c. Dwiyananingsih, Kissumi, 1997, Mencari Kedamaian, Bina Rena Pariwara, Jakarta.
d. Dwiyananingsih. Kissumi. Mencari Kedamaian. Jakarta. 1997: Bina Rena Pariwara.

T. Majas
Dinginnya udara masih terasa mengigit kulit.
Dalam kalimat tersebut udara diumpamakan bagai makhluk hidup yang dapat menggigil. Dengan pengibaratan itu muncul imajinasi pada benak kita. Pengibaratan seperti itu merupakan upaya penulis dalam mengolah bahasa agar memiliki kekutan imajinatif. Pengolahan seperti itulah yang disebut majas.
Ada tiga majas yang sering kita gunakan
1. majas perbandingan
a. metafora; Dewi malam keluar dari balik awan.
b. personifikasi; Angin membelai gadis yang menunggu taman itu.
c. perumpamaan; Wajahnya pucat bagai mayat
2. majas pertentangan
a. ironi; Wajahnya sangat tampan hampir setiap orang takut melihatnya.
b. hiperbola; Suaranya menggelegar membelah angkasa.
c. litotes; Silakan mampir ke gubuk saya kalau tidak keberatan.
3. majas pertautan
a. metonimia; Ia pergi ke Bali naik Garuda.
b. sinekdoke; Sudah lama saya tidak melihat batang hidungnya.
c. eufemisme; Mobil itu membawa peserta tunadaksa.

U. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
EYD merupakan kaidah yang mengatur penggunaan ejaan dan tanda baca serta kaidah lain yang berhubungan dengan penggunaan bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Di dalamnya diatur cara menuliskan huruf kapital, penulisan berbagai tanda baca, dan penyerapan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah penggunaan kata dalam kalimat. Kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia disebut kata tidak baku. Sebaliknya, kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia disebut kata baku.

V. Kalimat
Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulis, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, seru, atau tanya. Ditilik dari jumlah inti sebuah kalimat dapat ditentukan pola-pola kalimat.
- Pola kalimat I yaitu terdiri atas kata benda - kata kerja
contoh: Sadik menangis.
- Pola kalimat II yaitu terdiri atas kata benda – kata sifat
contoh: Gunung tinggi.
- Pola kalimat III yaitu terdiri atas kata benda – kata benda
contoh: Bapak pengarang.

2. Kalimat langsung/tak langsung
Berdasarkan cara menanggapi informasi, kalimat dibedakan kalimat langsung dan tak
langsung.
- Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung mengutip pembicaraan orang lain
tanpa menambah dan menguranginya.
Contoh:
Pak guru bertanya, ”Tahukan kamu makna pahlawan?”Dalam kalimat tersebut
pembicara pertama adalah pak guru. Inti berita terdapat di antara tanda kutip.
Seseorang langsung mengutip pembicaraan orang lain.
- Kalimat tak langsung adalah kalimat yang tidak langsung mengutif pembicaraan
orang lain dengan pengertian bahwa yang mengutip hanya mengemukakan inti
pembicaraannya saja dengan bentuk yang berbeda meskipun isinya sama.
Contoh: Pak Guru menanyakan apakah saya tahu makam pahlawan.