Rabu, 11 Januari 2012

TULISAN ILMIAH SEDERHANA

BANJIR YANG SERING TERJADI DI SAMARINDA
 
ASRI DWI E. D. P.
KELAS: IX BILINGUAL 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Pembangunan mal-mal, ruko-ruko, perumahan dan fasilitas umum (stadion) yang semakin tak terkendali menyebabkan lokasi dan frekwensi banjir bertambah. Contohnya pada bulan april lalu, banjir setinggi setengah hingga satu meter menggenangi ribuan rumah warga dan sejumlah ruas jalan protokol di tiga kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (9/4). Tiga kecamatan yang terendam adalah Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Utara, dan Samarinda Ilir.
            Ternyata, selain karena pembangunan mal-mal, gedung perkantoran, dan perumahan, banjir di Samarinda juga dikarenakan penambangan batu bara baru di hulu sungai karangmumus. Penambangan tersebut tentu saja dapat merambah dan merusak hutan yang berada di hulu sungai karangmumus dan membuat banjir semakin sering terjadi juga semakin parah. Pendangkalan yang berjalan di alur sungai karangmumus, bertambah luasnya pembukaan lahan pertambangan baru, dan pengupasan lahan untuk lapangan terbang baru di sei-siring, bertambah banyaknya sampah dibuang di sungai, curah hujan yang tinggi dan terjadinya pasang laut tinggi yang bersamaan menyebabkan banjir yang lebih sering dan parah.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1. Mengetahui faktor penyebab sering terjadinya banjir di Samarinda
2. Mengetahui cara menanggulangi bencana banjir yang sering terjadi di Samarinda

PENJELASAN

Samarinda merupakan ibukota provinsi Kalimantan Timur. Sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur, kenyataannya Samarinda masih belum memenuhi syarat. Karena masih kurangnya fasilitas sekolah yang kurang diperhatikan khususnya yang berada di pinggiran kota Samarinda, kurangnya fasilitas-fasilitas umum seperti jalan-jalan raya yang berlubang, dan juga banyaknya lampu lalu lintas yang tidak berfungsi. Juga banyaknya sampah yang berserakan baik di jalan-jalan, selokan, juga sungai. Dan tidak hanya itu, banjir yang selalu melanda beberapa daerah di Samarinda merupakan salah satu bukti betapa tidak teratur dan terawatnya kota kita ini.
Samarinda pun masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Balikpapan. Dilihat dari segi fasilitas saja di Samarinda sudah kalah jauh, sampah masih berserakan dimana-mana, pastinya jika melihat kota Balikpapan, semua orang akan tercengang melihatnya, 80% jalan-jalan yang ada di Samarinda berlubang. Bahkan Sungai Mahakam pun dijadikan tempat untuk membuang sampah. Contohnya saja Sungai Karangmumus, anak Sungai Mahakam, di pinggiran Sungai Karangmumus banyak berdiri pabrik-pabrik pembuat tempe dan tahu, yang limbahnya di buang ke Sungai Karangmumus dan tentu saja berdampak buruk bagi warga yang berada di sekitarnya.
Selain sungai dijadikan tempat untuk membuang sampah, penambangan batubara besar-besaran, curah hujan yang semakin tinggi, tidak adanya hutan kota, perambahan dan perusakan hutan, juga menjadi penyebab sering terjadinya banjir di beberapa tempat di Samarinda. Namun saat ini, pembangunan mal-mal, ruko-ruko, perumahan dan fasilitas umum (stadion) yang semakin tak terkendali masih menjadi penyebab utamanya. Mengapa bisa seperti ini? Karena di saat dibangunnya mal-mal, ruko-ruko, perumahan dan fasilitas umum (stadion), tentu saja banyak hutan yang ditebang demi hal yang tidak penting seperti itu. Selain itu daerah-daerah resapan air  sekarang sudah berubah menjadi perumahan-perumahan elit.Pemerintah dengan mudahnya menyetujui hal yang sebenarnya tidak penting seperti itu.

PENUTUP
A.   Kesimpulan
Sering terjadinya banjir di Samarinda ternyata belum mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Pemerintah bukannya memikirkan drainase kota Samarinda yang buruk, tetapi lebih memikirkan pembangunan mal-mal, perumahan, ruko-ruko yang tidak jelas apa gunanya.
B.   Saran
Alangkah lebih baik jika pemerintah mendirikan hutan wisata, paling tidak perbaiki saja tempat wisata yang ada, contohnya Kebun Raya Samarinda. Pemerintah tidak prlu merusak hutan, tetapi menjadikan hutan tersebut sebagai tempat wisata. Dibandingkan dengan membangun perumahan, mal, ruko yang bahkan bisa di bilang di seluruh penjuru Samarinda terdapat hal-hal seperti itu. Pemerintah tidak pernah memikirkan untuk jangka panjang melainkan hanya memikirkan kepuasaan yang di dapat saat ini. Sebenarnya boleh saja mendirikan perumahan, mal, maupun ruko-ruko, tetapi harus dibarengi dengan pembuatan folder/daerah resapan air. Selain itu, di perumahan juga harus disisakan sedikit tempat untuk mendirikan hutan kecil atau paling tidak taman. Dan yang paling penting adalah drainase. Kita bisa menanggulangi atau mengurangi bencana banjir tersebut dengan cara yang lain seperti, kurangi membuang sampah di sungai dan anak sungai, apakah sudah tidak ada tempat sampah? Masih banyak bukan tempat sampah di Samarinda. Adakan gotong royong setiap hari minggu untuk membersihkan selokan, kurangi perambahan hutan, membuat hutan kota, dan awasi penambangan batubara besar-besaran agar tidak terjadi hal yang lebih membahayakan di kemudian harinya.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar