Selasa, 09 Agustus 2011

BERITA


KAPUAS MEMANG SEGALANYA

Tak satu hari pun kulewatkan tanpa menyentuhnya Walau airnya tak sebening dulu  Aku tetap bergantung pada Kapuas.  Jarak rumahku dan Kapuas hanya terhalang oleh jalan kecil. Setiap pagi, dengan langkah tergesa aku menuruni tangga menuju sungai. Teman-teman tahu, apa yang akan kulakukan? Mm, aku mau mandi.
Hampir semua penduduk di sini selalu mandi di sungai. Tak hanya mandi, lo! Semua kegiatan yang berhubungan dengan air, dilakukan di sungai. Aku suka sekali berenang di sungai. Aku selalu berenang bersama teman­temanku. Melompat dari tepi sungai... dan byuuur...! Segar sekali. Oya, di sepanjang sungai tampak kamar-kamar kecil terapung. Nah, itulah ruang untuk ganti pakaian.
Banyak tetanggaku membuat karamba atau tempat memelihara ikan Mereka memelihara ikan toman, belid, gabus, teri, dan banyak lagi. Ibuku sul membeli ikan di situ. Ikannya masih segar-segar. Selain dijual sebagai ikar segar, ada juga yang dijadikan ikan asin dan dibuat kerupuk ikan. Mau ikan gratis? Silakan memancing atau menjaring ikan di sepanjang Kapuas. Kalau ikan yang didapat cukup banyak, bisa dijual ke pasar harga sagelas ikan teri cukup 5000 rupiah.
Tapi sayang, air sungai Kapuas kini tak sebening dulu. Meskipun begitu, aku dan masyarakat sekitar Kapuas tetap tergantung pada Kapuas. Lewat Kapuas aku berangkat ke sekolah setiap harinya. Kapal menjadi sarana transportasi utama di sini. Kalau mau ke pasar, Ibu juga menyeberang naik perahu. Eitss, aku lupa cerita, di Kapuas juga ada Hotel Terapung biasa menginap di sini.
Kapuas memang segalanya! Tak bisa kubayangkan hidup jauh dari Kapuas. (Yanti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar