Sabtu, 06 Agustus 2011

Penelitian Tindakan Kelas

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PEMAHAMAN SISWA KELAS VII BL1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA

Disusun Oleh : Sugiyatno, M.Pd.

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 2 SAMARINDA
2011


































Kata Pengantar

         Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa, berkat rahmat dan karunia-Nyalah proposal ini dapat kami selesaikan. Dalam proposal yang kami beri judul Penggunaan Media Audio dalam Meningkatkan Pembelajaran Menyimak Pemahaman Siswa Kelas VII BL1 SMP Negeri 2 Samarinda, kami memaparkan rancangan yang dapat dipergunakan dalam  penelitian tindakan kelas. Dalam penyusunan proposal ini, kami mendapat bantuan dan arahan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Samarinda Oleh karena itu, kami  menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Adjrin. S.Pd.,M.M.  atas bimbingannya dalam pembuatan proposal ini. 
         Demikian pula kepada teman-teman yang telah memberikan sumbangan pikirannya, kami mengucapkan terima kasih. Kami menyadari bahwa dalam proposal penelitian tindakan kelas ini masih terdapat kekurangan-kekurangan mengingat terbatasnya waktu dan bahan. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca kami terima untuk penyempurnaan proposal ini.  

Samarinda, 2 Agustus 2011 

Penulis                              
                                                                                                                 
                                                                                                            
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Perlu kita sadari bahwa sekarang kita sedang menuju eraglobalisasi. Pengaruh globalisasi ini semakin terasa karena semakin banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media.
Sekarang ini kita hidup dalam era informasi yang ditandai dengan tersedianya informasi yang semakin banyak dan bervariasi, tersebarnya informasi yang makin meluas serta tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu yang cepat. Karena semua usaha pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyajian informasi senantiasa menggunakan media, maka era ini dapat pula disebut lingkungan bermedia.
Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media memang hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual, seperti gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap siswa. Kelemahan praktek penggunaan alat bantu visual pada saat itu ialah bahwa orang terlalu memusatkan perhatian pada alat visualnya saja dan kurang memperhatian desain, pengembangan, produksi, dan evaluasinya.
Untuk lebih mengkonkretkan penyajian pesan, sekitar pertengahan abad 20 mulai digunakan alat audio sehingga lahirlah istilah alat bantu audiovisual. Pada akhir tahun 1950-an teori komunikasi mulai masuk mempengaruhi penggunaan alat bantu audiovisual  dalam kegiatan pembelajaran. Menurut teori ini ada tiga komponen penting dalam proses penyampaian pesan yaitu sumber pesan, media penyalur pesan, dan penerima pesan. Sejak saat itu alat bantu audiovisual tidak lagi dipandang sebagai alat bantu guru saja, tetapi juga sebagai alat penyalur pesan.
Media sangat bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, tidak hanya membuat sajian jadi lebih konkret, tetapi juga kegunaan lain dari media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)         dapat  mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa;
2)         dapat melampaui batasan ruang kelas;
3)         meningkatkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya;
4)         menghasilkan keseragaman pengamatan;
5)         dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis;
6)         membangkitkan motivasi dan rangsangan siswa untuk belajar;
7)         membangkitkan keinginan dan minat guru;
8)    memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang konkret sampai hal yang bersifat abstrak.
Ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan untuk penggunaan media dalam proses pembelajaran:
1)   tidak ada satu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan;
2)         penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai;
3)         penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan;
4)    penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan, seperti belajar secara klasikal, belajar dalam kelompok kecil, belajar secara individual;
5)   penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup, seperti mengecek media yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas sebelum Pembelajaran dimulai;
6)       siswa perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penggunaan media;
7)         penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif para siswa.
Pembelajaran menyimak bertujuan agar siswa dapat meningkatkan ilmu dan pengetahuan untuk membekali mereka menuju masa depan yang lebih baik. Untuk menghasilkan siswa yang baik, maka faktor guru adalah yang paling menentukan keberhasilannya.
Proses pembelajaran menyimak akan berhasil dengan baik selain proses belajar mengajar, seorang guru harus dapat memilih bahan. Bahan atau materi di dalam pembelajaran menyimak diharapkan haruslah aktual artinya belum pernah dibaca oleh siswa dan juga harus disesuaikan dengan situasi.
Pembelajaran menyimak dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  (KTSP) kedudukannya sudah sama dengan aspek lainnya,  yaitu aspek berbicara, membaca dan menulis. Dalam pembelajarannya sama dengan kurikulum sebelumnya dilakukan secara terpadu atau dapat dipadukan dengan mata pelajaran lainnya atau lintas kurikulum. Selain itu, menyimak dalam Standar Kompetensi yang diutamakan adalah bagaimana cara meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menyimak bukan kemampuan dalam memahami teori menyimak. Oleh sebab itu, guru dituntut selain memahami konsep atau teori juga harus menguasai bagaimana proses pembelajarannya (PPPG-Bahasa, 3-4).
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia penggunaan media sangat diperlukan untuk mendukung ketercapaian Pembelajaran. Demikian juga halnya dengan keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa  yang harus dipelajari oleh siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan siswa maka dalam pembelajaran keterampilan menyimak guru menggunakan media. Salah satu media yang tepat untuk Pembelajaran menyimak pemahaman adalah media audio.
Di  lapangan khususnya di SMP Negeri 2 Samarinda ditemukan bahwa seringkali kendala yang dihadapi oleh guru pada saat menggunakan media audio dalam pembelajaran menyimak pemahaman.
Penerapan teknik yang tepat dan penggunaan media yang mendukung proses pembelajaran, serta penyusunan rencana pembelajaran dengan baik yang di dalamnya tertuang tujuan pembelajaran adalah upaya yang harus dilakukan guru agar kemampuan menyimak pemahaman yang dipelajari oleh siswa dapat dicerna dengan optimal. Penggunakan media yang sesuai dan dapat dioperasionalkan oleh guru, secara maksimal akan dapat mendukung materi pelajaran dengan baik.
1.2  Identifakasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut.
1.         Apa yang menyebabkan penggunaan media audio kurang optimal dalam pembelajaran menyimak pemahaman di SMP Negeri 2 Samarinda?
2.         Faktor-faktor apa yang menghambat penggunaan media audio dalam pembelajaran  menyimak pemahaman di SMP Negeri 2 Samarinda?
3.         Apakah penggunaan media audio secara tepat dapat meningkatkan pembelajaran  menyimak pemahaman di SMP Negeri 2 Samarinda?
1.3  Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu pada upaya peningkatan penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 2 Samarinda.
1.4  Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah dapat terjadi peningkatan pembelajaran menyimak pemahaman dengan menggunakan media audio secara optimal siswa kelas VII SMP Negeri 2 Samarinda?
1.5  Kegunaan Penelitian
a)     Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat mengembangkan wawasan tentang penggunaan  media audio dalam pembelajaran menyimak pemahaman.
b)     Bagi Guru
Agar guru dapat menggunakan secara optimal penggunaan media audio untuk Pembelajaran menyimak pemahaman.
c)     Bagi Siswa
Dengan menggunakan media audio secara optimal siswa dapat mengembangkan potensinya dalam pembelajaran menyimak pemahaman.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1     Hakikat Media Audio
Ada banyak media pembelajaran, mulai yang sederhana sampai yang kompleks dan rumit, mulai yang hanya menggunakan indera mata sampai perpaduan lebih dari satu indera. Dari yang murah dan tidak memerlukan listrik sampai yang mahal dan sangat tergantung pada perangkat keras.
Untuk mempermudah, orang mengklasifikasikannya seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli Leshin, Pollock, dan Reigeluth (1992) mengklasifikasikan media ke dalam enam kelompok, yaitu :
1.         Media berbasis manusia (guru, instruktur, main peran, dan kegiatan kelompok)
2.         Media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja dan lembaran lepas)
3.         Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, cart, grafik, peta, gambar, transparansi, slide)
4.         Media berbasis audio (radio, tape recorder)
5.         Media berbasis audio visual (video. VCD, Film, program slide-tape, televisi)
6.         Media berbasis komputer (Pembelajaran dengan bantuan komputer)
Kemp dan Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu media cetakan, media pajang, overhead transparancies, rekaman audio tape, slide dan film strip, penyajian multi image, rekaman video dan film, serta komputer.
Jadi salah satu media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran adalah media audio. Media audio dapat berupa radio atau rekaman radio tape.
Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada  tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk meransang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.
Materi rekaman audio tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok siswa, dan sekarang ini sudah biasa rekaman dipersiapkan untuk penggunaan perorangan.
Sudjana dan Rivai (1991; 130) mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi :
a.          Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa mengidentifikasikan kejadian tertentu dari rekaman yang didengarnya.
b.         Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan atau kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan yang mengandung arti yang sama.
c.          Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan urutan-urutan kejadian atau suatu peristiwa, atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan yang mana menjadi akibat dari pernyataan-pernyataan atau kalimat-kalimat rekaman yang didengarnya.
d.         Menentukan arti dari konteks. Misalnya, siswa mendengarkan pernyataan yang belum lengkap sambil berusaha menyempurnakannya dengan memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan itu berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
e.          Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan. Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi ke dalam dua kelompok itu.
f.           Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya, setelah mendengarkan rekaman atau cerita, siswa diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.
Keuntungan :
a.          Radio tape (tape recorder) telah menjadi peralatan yang sangat murah dalam rumah tangga, sekolah, mobil, bahkan kantongan (Walkman). Karena harga yang cenderung terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, ketersediaannya dapat diandalkan.
b.         Rekaman dapat digandakan untuk keperluan  perorangan sehingga pesan dan isi pelajaran dapat berada dibeberapa tempat pada waktu bersamaan.
c.          Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian, atau merekam pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan media audio.
d.         Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, mengaji, atau berpidato.
e.          Pengoperasian radiotape/tape recorder relatif murah.
Ternyata penggunaan media audio ada keterbatasan. Keterbatasan yang terdapat dalam media audio   adalah:
a.          Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan atau informasi itu berada di tengah-tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk menemukannya apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka pemutaran pitanya.
b.         Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.
2.2     Pembelajaran Menyimak Pemahaman
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses ini terdapat tahap-tahap menyimak, yaitu :
a.         Tahap menyimak
Dalam tahap ini prosesnya  baru menyimak tentang segala sesuatu yang dikemukakan oleh sipembicara dalam bentuk ujaran atau pembicaraan. Jadi, sipenyimak dalam hal ini masih dalam tahap proses.
b.         Tahap memahami
Tahap ini adalah proses lanjutan dari tahap menyimak yang berkeinginan untuk memahami pembicaraan yang disampaikan pembicara. Oleh sebab itu, tahap ini sudah masuk pada pemahaman isi pembicaraan.

c.          Tahap menginterpretasi
Penyimak yang baik adalah penyimak yang cermat, teliti, dalam memahami isi pembicaraan. Penyimak tidak puas kalau hanya menyimak dan memahami saja tetapi ia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi pembicaraan sesuai dengan pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki.
d.         Tahap mengevaluasi
Setelah memahami serta menafsirkan isi pembicaraan, langkah selanjutnya adalah penyimak
e.         Tahap menanggapi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Dalam proses ini si penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh si pembicara. (Loban, dalam Tarigan, 1986: 58-59).
Menurut Under Wood 1990, dalam pembelajaran bahasa, untuk menyimak dengan baik, siswa harus mempelajari tata bahasa dan kosa kata serta ungkapan. Selain itu juga siswa harus dapat menggunakan bahasa sesuai dengan situasi dan kondisinya. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh guru adalah siswa harus dilatih menyimak secara efektif yaitu menyimak dengan cara memahaminya, menginterpretasikan, mengevaluasi, memberi respon, dan menanggapinya karena dengan demikian maka akan terjadi proses pemahaman informasi.
Salah satu pembelajaran menyimak adalah menyimak pemahaman. Siswa diharapkan dapat memahami dengan baik bahan simakan tersebut. Siswa dapat mengambil intisari dari bahan yang telah disimaknya.
Menyimak pemahaman dapat dilakukan dengan menggunakan media audio. Alternatif pembelajaran menyimak pemahaman antara lain, menyimak pidato, menyimak penjelasan, menyimak wawancara, menyimak siaran dari radio, dan lain-lain.
2.3     Landasan Berpikir
Kemampuan setiap individu untuk menerima, menyimpan, dan menginformasikan kembali apa yang didapat dalam proses belajar sangat tergantung pada efisiensi mekanisme penerimaan dan kemampuan menanggapinya. Media pembelajaran adalah salah satu alat yang dapat memberikan dan memperjelas informasi pada siswa terhadap sesuatu objek yang dijelaskan guru dalam proses belajar mengajar.
Tujuan pembelajaran dapat terjadi secara maksimum salah satunya adalah bila ditunjang dengan penggunaan media secara optimal. Bila penggunaan media tidak atau kurang optimal maka hal ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Demikian pula halnya pembelajaran menyimak pemahaman. Bila salah satu media yang digunakan dapat dioperasionalkan secara optimalkan maka pembelajaran menyimak pemahaman pun diharapkan dapat tercapai secara maksimal.
2.4     Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
Optimalisasi penggunaan media audio dalam meningkatkan pembelajaran menyimak pemahaman SMP Negeri 2 Samarinda.
2.5     Definisi Konseptual
Hasil belajar menyimak pemahaman adalah kemampuan menyimak pemahaman setelah seseorang mengikuti pembelajaran menyimak pemahaman dengan menggunakan media audio secara optimal
2.6     Definisi Operasional
Kemampuan menyimak pemahaman adalah skor atau nilai yang diperoleh siswa berdasarkan kriteria penilaian menyimak pemahaman, setelah mengikuti pembelajaran menyimak pemahaman dengan menggunakan media audio secara optimal.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat optimalisasi penggunaan media audio dalam meningkatkan pembelajaran menyimak pemahaman di SMP Negeri 2 Samarinda.
3.2     Tempat dan Waktu
Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 2 Samarinda. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2011/2012.
3.3     Setting Penelitian
SMP Negeri 2 Samarinda terletak di jalan K.H. Ahmad Dahlan No 1 Sungai Pinang Dalam, Samarinda Kota. Tempatnya cukup baik karena  berada di tengah kota  lokasinya  tidak jauh dari keramaian, seperti pusat pertokoan, maupun sarana umum lainnya sehingga proses belajar mengajar agak sedikit terganggu dengan suara kendaraan bermotor.
SMP Negeri 2 Samarinda memiliki laboratorium Bahasa. laboratorium Bahasa merupakan salah satu sarana yang dapat mendukung terlaksananya Pembelajaran menyimak. Penggunaan media audio yang dalam proses pembelajaran menyimak dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa SMP Negeri 2 Samarinda dalam menyerap informasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.
Potensi kelas masukan berasal dari SD atau sederajat yang diseleksi berdasarkan perolehan nilai ujian nasional. Hal ini diindikasikan menjadi penyebab adanya perbedaan kemampuan yang kadang-kadang cukup jauh antara siswa yang satu dengan siswa lainnya termasuk di dalamnya kemampuan menyimak pemahaman  dengan menggunakan media audio. Selain itu, latar belakang status sosial orang tua yang beragam dan kurangnya perhatian orang tua terhadap belajar anaknya merupakan faktor rendahnya pemampuan menyimak pemahaman. Hal ini menjadikan anak rendah motivasinya dalam belajar khususnya belajar menyimak pemahaman.
Penelitian ini dilakukan pada kelas VII BL1 dengan pertimbangan bahwa kelas VII BL1 adalah kelas VII BL1 kelompok siswa unggulan yang dipersiapan untuk berkompetisi dalam bidang akademik. Sehingga perlu diidentifikasi sedini mungkin masalah-masalah yang dihadapi siswa kelas VII BL1, sehingga perlu ditanggapi dengan baik.
3.4     Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan action reseach, yaitu suatu metode dengan karakteristik yang khas yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.         masalah yang diteliti adalah masalah yang real.
2.         berorientasi pada pemecahan masalah.
3.         bertujuan meningkatkan kualitas.
4.         menggunakan data penelitian.
5.         adanya tindakan (action).
Sesuai dengan metode yang digunakan, penelitian ini dilakukan melalui siklus. Tiap siklus terdiri tahap-tahap, yaitu :
(a)       tahap perencanaan
(b)      tahap tindakan
(c)       tahap observasi, dan
(d)      tahap refleksi

Siklus I

A.        Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada langkah pertama pembelajaran dengan teknik deduktif adalah :
1)         Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
2)         Peneliti menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3)         Peneliti memperdengarkan rekaman kaset yang berisi cerita, siswa menyimak pemahaman dari kaset tersebut.
4)         Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita yang telah didengar oleh para siswa.
5)         Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti.
6)         Peneliti dan siswa membahas hasil kerja siswa.
Langkah kedua Selanjutnya untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat menyimak pemahaman dengan baik dan benar, siswa diminta menceritakan kembali materi simakan yang telah disimaknya. Setelah selesai guru mengadakan refleksi.

B.        Tindakan

Dalam tahap ini peneliti mula-mula memberikan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Ketika proses pembelajaran berlangsung, peneliti juga mengamati apa yang dilakukan siswa. Teman sejawat atau kolaborator duduk di belakang kelas membantu memonitor dan mencatat dari reaksi-reaksi siswa untuk dijadikan sebagai dasar perbaikan rencana dan tindakan pada siklus selanjutnya.

C.        Observasi

Dalam melakukan obervasi, peneliti dibantu kolaborator untuk mengamati tanggapan atau respon siswa mengenai materi dari tugas yang ditentukan. Semua kejadian dicatat dalam tabel observasi.
Semua reaksi dan tanggapan siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan dicatat oleh kolaborator dalam kolom keterangan. Reaksi ini berupa sikap dan tindakan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, peneliti juga memberikan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menulis deskripsi untuk menggambarkan suatu objek.
Untuk melihat seberapa jauh tingkat keberhasilan keberhasilan pembelajaran pada perencanaan I peneliti melakukan penilaian. Penilaian tersebut mengacu pada kriteria penilaian keberhasilan menyimak pemahaman, yaitu :

No
Unsur yang Dinilai
Bobot Nilai
Keterangan
1
2
3
4
5
Ketepatan mengungkapkan isi simakan
Ketepatan organisasi isi simakan
Ketepatan Intonasi dan lafal
Gaya: pilihan struktur dan kosakata
Ketepatan waktu
35
25
15
15
10


Jumlah
100


D.       Refleksi

Dalam tahap ini peneliti dan kolaborator membicarakan hasil pengamatan terhadap kegiatan dan kemampuan dalam menyimak pemahaman. Jika nilai kemampuan siswa dalam menyimak pemahaman lebih rendah dari indicator yang ditetapkan langkah-langkah perbaikan untuk perencanaan selanjutnya.
Kemampuan yang rendah dalam menyimak pemahaman dapat dikarenakan siswa kurang memahami tugas yang diberikan. Berdasarkan siklus yang dilakukan antara peneliti dan kolaborator maka disusun langkah-langkah perbaikan secara bertahap agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak pemahaman. Langkah-langkah perbaikan itu akan diuraikan pada siklus II

Siklus II

A.        Perencanaan

Dalam perencanan II ini disusun langkah-langkah perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan rencana I. Pada siklus ini pembelajaran difokuskan pada materi yang masih kurang dikuasai siswa, terutama pada unsur pemahaman siswa terhadap cerita yang disimaknya. Dalam perencanaan II diharapkan ada peningkatan keterampilan siswa dalam menyimak pemahaman dibandingkan dengan hasil pada siklus I.
Langkah pertama
1.         Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang hendak dicapai.
2.         Peneliti membahas kembali unsur-unsur menyimak pemahaman yang perlu dipahami siswa.
3.        Peneliti melalui tanya jawab mengingatkan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan menyimak pemahaman dengan menggunakan media audio.
4.         Peneliti membagikan hasil kerja siswa, kesalahan yang ditemukan dibahas bersama.
5.         Peneliti memperdengarkan rekaman kaset berupa isi dialog dan monolog.
6.         Siswa ditugaskan menyimak rekaman tersebut dan menjawab berdasarkan hasil simakan.

B.        Tindakan

Dalam tahap ini mengajarkan dan menerapkan langkah-langkah sesuai perencanaan II. Selain itu, peneliti juga mengamati dan mencermati apa saja yang terjadi dalam kelas selama proses pembelajaran. Bersama dengan kolabolator mencatat kejadian-kejadian untuk dijadikan dasar perbaikan rencana dan tindakan pada perencanaan selanjutnya, bila dalam siklus ini ternyata hasilnya tidak ada perbaikan atau peningkatan.

C.        Observasi

Pada tahap ini dibantu oleh kolaborator mengadakan pengamatan respon siswa terhadap tugas yang telah tercantum dalam rencana pembelajaran II. Semua catatan peneliti dan kolaborator dicatat dalam lembar kegiatan.
Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pemahaman dengan menggunakan media audio dalam perencanaan II ini, peneliti melakukan penilaian dengan menggunakan indikator penilaian  keberhasilan menyiak pemahaman, yaitu :
No

Unsur yang Dinilai

Bobot Nilai
Keterangan
1
2
3
4
5
Ketepatan mengungkapkan isi simakan
Ketepatan organisasi isi simakan
Ketepatan Intonasi dan lafal
Gaya: pilihan struktur dan kosakata
Ketepatan waktu
35
25
15
15
10


Jumlah
100

D.       Refleksi

Dalam tahap ini peneliti dan kolaborator membahas secara rinci hasil observasi kegiatan yang dilakukan. Selanjutnya membahas langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menyimak. Jika ternyata hasil penilaian siswa dalam menyimak pemahaman lebih rendah dari kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti maka perlu langkah-langkah perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus selanjutnya.
Kemampuan siswa yang belum sesuai dengan target pencapaian hasil pembelajaran yang telah ditetapkan masih dapat ditingkatkan dengan melatih siswa menyimak pemahaman dengan menggunakan media audio secara optimal. Peneliti menyusun rencana pembelajaran dan langkah-langkah yang lebih tepat dalam proses pembelajaran. Hal itu mungkin merupakan salah satu masalah dari sekian masalah yang ditemukan dari siklus II setelah didiskusikan dengan kolaborator. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah perbaikan secara bertahap dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak pemahaman.
Langkah dan perbaikan tersebut secara rinci akan dijabarkan dalam siklus berikutnya. Jika kemampuan siswa sudah sesuai atau menunjukkan peningkatan mendekati indicator kriteria penilaian yang telah ditetapkan maka penelitian dianggap telah selesai, karena telah ditemukan teknik yang tepat untuk menanggulangi kesulitan dalam menyimak pemahaman di kelas VII BL1 SMP Negeri 2 Samarinda, sehingga diharapkan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yang lain yang memiliki masalah yang sama.
3.5     Pengumpulan Data
Data akan diambil dari observasi yang akan dilakukan terhadap pembelajaran menyimak pemahaman siswa kelas VII BL1 SMP Negeri 2 Samarinda  melalui teknik deduktif.
3.6     Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1)         kriteria catatan peneliti,
2)         kriteria penilaian meyimak pemahaman
3)         kriteria catatan kolaborator
3.6.1.      Kriteria Catatan Peneliti
Kriteria catatan peneliti adalah mencari jawaban pertanyaan mengapa, bagaimana, dan sejauh mana intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan

3.6.2.      Kriteria Penilaian Menyimak Pemahaman
Kriteria penilaian menyimak pemahaman adalah kemampun siswa memahami seluruh bahan simakan, siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan bahan simakan dan siswa dapat menceritakan kembali.
3.6.3.      Kriteria Catatan Kolaborator
Kriteria catatan kolaborator adalah hasil catatan teman sejawat tentang sejauh mana tindakan telah membawa perubahan, apa dan di mana perubahan terjadi, mengapa demikian, apa kelebihan dan kekurangannya, serta langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan.
3.7     Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori trianggulasi, mengolah data dari tiga sumber data, yaitu (1) catatan peneliti; (2) catatan kolaborator; (3) nilai kemampuan menyimak siswa.
Untuk mengetahui kemampuan menyimak pemahaman siswa SMP Negeri 2 Samarinda maka  analisis data penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif, yakni data-data yang ditemukan dalam penelitian disajikan menggunakan statistik deskriptif berupa persentase.
Nilai kemampuan secara individual dan klasikal siswa menyimak pemahaman diolah dengan menggunakan rumus standar kriteria ketuntasan minimal (KKM). Secara individual siswa dikatakan tuntas belajar apabila nilai kemampuan menyimak pemahaman mencapai nilai minimal 7,0. Rumus yang digunakan untuk menilai kemampuan individual adalah:
Nilai Kemampuan yang Dicapai siswa
---------------------------------------------    X 10
Nilai Kemampuan menyimak Maksimal
Secara klasikal dikatakan tuntas belajar apabila nilai minimal 7,0 mencapai persentase minimal 85%. Rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal adalah:
Jumlah siswa yang mencapai nilai minimal 7,0
---------------------------------------------------------    X 100%
              Jumlah Siswa (responden)


DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Maidar. 1994. Bahan dan Proses Pembelajaran Menyimak. Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.

Kamidjan dan Suyono. 2000. Menyimak. Depdiknas. Ditjen Dikdasmen. Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Nurhadi, dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia   Kelas VII SMP. Jakarta: Erlangga.

Safari. 1997. Pengujian dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Jembatan.

Saliwangi, Basennang. 1989. Pengantar Strategi Belajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.

Sudarmanto, Y.B. 1993. Tuntutan Metodologi Belajar. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sudaryanto. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kompetensi SMU, PPPG Bahasa. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas.

Sugiyatno, dkk. 2005.  Bahasa dan Sastra Indonesia   Kelas VII SMP. Balikpapan: CV Nadia Sarana Utama.

Tarigan, Djago dan Henry.1987. Teknik Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Djago dan Henry.1984. Menyimak sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa. Departemen P dan K Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar